Mahyuddin, Mantan Pembalak Liar yang Sukses Membangun Bisnis Bersama Royal Golden Eagle
Sumber: aprilasia.com
Filosofi 5C selalu menjadi pegangan grup bisnis Royal Golden Eagle dalam
menjalankan operasi bisnisnya. Asas membawa manfaat bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar tidak pernah lepas dari setiap unit bisnis yang berada di
bawahnya.
APRIL Group dan salah satu anak usahanya, yakni PT RAPP
adalah salah satu contoh menarik tentang praktek pertanggung jawaban sosial
perusahaan. Selain aktif menerapkan kebijakan operasional bisnis yang
berkelanjutan dan aktif menjaga kelestarian lingkungan, PT RAPP juga banyak
membantu masyarakat sekitar dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Mahyuddin adalah satu dari beberapa contoh pelaku wirausaha
yang sukses membangun bisnisnya bersama salah satu anak usaha Royal Golden Eagle. Bahkan ia mampu
mencetak omzet hingga ratusan juta per bulan dari kegiatan bisnisnya.
Menjadi Pembalak Liar Karena Kondisi Lapangan Kerja yang Sulit
Mahyuddin adalah salah satu sosok wirausaha yang berangkat
dari titik nol. Ia bahkan sempat mengalami masa-masa kelam dan mencari rezeki
dari pekerjaan yang sama sekali tidak bisa dibanggakan. Pada tahun 1993,
kondisi ekonomi yang sulit dan ketersediaan lapangan kerja yang minim
membuatnya harus mengais rezeki dari pekerjaan ilegal.
Bersama dengan teman-temannya, Mahyuddin menebang pohon
secara ilegal dan menjualnya kepada pengumpul kayu. Aksi kucing-kucingan dengan
penegak hukum seakan sudah menjadi hal yang biasa baginya. Pekerjaan ini pun ia
geluti selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2002, regulasi ekspor kayu menjadi semakin ketat.
Pemerintah juga semakin tegas dalam menindak pelaku pembalakan liar. Pada kala
itu, Mahyuddin bahkan sempat harus berurusan dengan Balai Konservasi Sumber
Daya Alam karena tindakannya.
Beberapa peralatan yang ia gunakan untuk mengais rezeki
disita. Akibatnya, bisnis kayu ilegal yang sudah ia jalankan selama
bertahun-tahun akhirnya dibredel oleh penegak hukum.
Menjalin Kerja Sama dengan PT RAPP
Dibredelnya bisnis kayu ilegal yang dijalankan Mahyuddin
membuatnya berpikir keras untuk mencari jalan keluar. Namun meski dalam kondisi
sulit, ia tidak lantas mencari cara mudah dengan beralih ke bisnis ilegal
lainnya. Ia pun mulai menjalin hubungan dengan salah satu anak usaha Royal Golden Eagle, yakni PT RAPP.
Mahyuddin mendatangi PT RAPP tanpa rasa gentar. Ia
meyakinkan salah satu perusahaan Sukanto Tanoto tersebut agar mau bekerja sama
dengan dirinya. Usahanya itu pun membuahkan hasil yang manis. Hingga akhirnya,
ia dipercaya untuk menjadi kontraktor penyedia jasa transportasi untuk anak
usaha Royal Golden Eagle tersebut.
Kerja sama Mahyuddin dengan PT RAPP dimulai pada tahun 2005.
Ia ditunjuk sebagai kontraktor pengadaan truk di Nursery PT RAPP. Untuk
melengkapi urusan legalitas bisnisnya, Mahyuddin pun membuat badan usaha dengan
nama CV Mitra Pelalawan Setia (MPS).
Meski berhasil menjalin kerja sama bisnis dengan PT RAPP,
Mahyuddin tetap merasakan beberapa kekhawatiran. Kepercayaan yang diberikan
terkadang terasa terlalu berat untuk ia tanggung. Di samping itu, ia juga harus
belajar untuk membuat administrasi keuangan. Padahal hal-hal semacam ini masih
sangat baru baginya.
Beruntung, PT RAPP mengadakan program pembinaan UMKM. Dari
sini Mahyuddin belajar banyak hal tentang bisnis. Berangkat dari sini jugalah,
ia menjadi semakin percaya diri untuk mengembangkan usahanya.
Pada tahun 2006, Mahyuddin kembali dipercaya PT RAPP untuk
menjadi penyedia jasa bongkar muat. Berkembangnya bisnis yang ia geluti ini
membuka kesempatan kerja lebih lebar bagi masyarakat sekitar. Hingga tahun
2012, ia sudah mempekerjakan 47 karyawan. Berkat kerja samanya dengan anak
usaha Royal Golden Eagle, kini ia
bisa mencetak omzet bulanan hingga Rp 250 juta.
0 komentar: